Ikon pop Selena Gomez memposting dan kemudian menghapus video dirinya yang menangis karena deportasi massal imigran gelap oleh agen Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) di Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden.
Selena mengaku emosional dengan deportasi itu. Dia membagikan video menangis itu di Stories akun Instagram pribadinya pada Senin (27/1) waktu setempat.
“Saya sungguh menyesalinya (deportasi imigran gelap dari AS),” ucap Selena Gomez dalam video Stories di instagram, seperti dilansir Variety.
“Orang-orang saya diserang, termasuk anak-anak. Saya tidak mengerti. Saya sangat menyesal. Saya berharap dapat berbuat sesuatu tapi saya tidak bisa. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya akan mencoba segalanya, saya janji,” kata Selena lagi dalam video itu.
Selena Gomez adalah orang Meksiko-Amerika dan, menurut The Cut, kakek-nenek dari pihak ayahnya adalah imigran gelap di AS.
Tunangan Benny Blanco ini kemudian menghapus video itu tak lama setelah diunggah ketika dia menerima reaksi keras dari kaum konservatif di akun Instagram-nya.
Menurut Variety, ia kemudian mengunggah respons yang kini juga telah dihapus di Stories Instagram-nya yang berbunyi, “Ternyata tidak baik menunjukkan empati kepada orang lain.”
Pembawa acara politik sayap kanan Tomi Lahren mengunggah video di X (sebelumnya Twitter) yang mengkritik Selena Gomez dan menyebut penyanyi itu sebagai orang bodoh.
“Inilah sebabnya kami tidak menerima nasihat politik dari bintang anak-anak Disney,” kata Lahren.
Sebelumnya, penyanyi wanita berusia 32 tahun itu telah mengadvokasi imigran tidak berdokumen di masa lalu. Pada tahun 2019, ia memproduksi film dokumenter Living Undocumented dan menulis esai untuk Time tentang krisis imigrasi Amerika.
“Imigrasi tidak berdokumen adalah masalah yang saya pikirkan setiap hari, dan saya tidak pernah lupa betapa beruntungnya saya dilahirkan di negara ini berkat keluarga saya dan anugerah keadaan,” tulis Selena dalam esai itu.